Kamis, 20 Agustus 2020

six out of ten: OOR in my life

"If you ever get stuck with nowhere to run
When you're covered in clouds, I'll show you the sun
Our time to shine, we've just begun"

One Ok Rock - In The stars (feat kiiara)


lagu yang lagi stuck banget di otak. OOR emang selalu buat lagu yang nge stuck di otak. apalagi kalau udah ngeluarin lagu yang begini slow. padahal ini kerasa banget habis fase depresi dan lagi datar-datarnya, semoga gak terlalu manik bulan ini. kadang kala capek banget ngehadepin diri sendiri yang tiba-tiba maniknya kambuh.

sering kali sesuai dengan lagu yang aku baru tulis diatas, selalu ada, dan satu orang yang selalu ada, menunjukan kalau ini belum apa-apa. semua baru dimulai, kita bersama dan aku akan tetap ada di sampingmu apapun yang terjadi. bahkan udah jadi orang gak waras kayak sekarang, dengan segala rollercoaster mood yang terlalu terjun atau terlalu naik. dia tetap disampingku.

satu orang yang mengatakan tidak akan pergi dan akan mendampingi bahkan sampai ke tempat yang enggak pernah dikunjungi sebelumnya.


"When you're standing on the edge
So young and hopeless
Got demons in your head
We are, we are
No ground beneath your feet
Now here to hold you
'Cause we are, we are
The colors in the dark"

We Are - One Ok Rock


saat-saat dimana merasa menjadi orang yang paling tidak berharga dan pantas untuk meninggalkan dunia tanpa rasa bersalah, akhirnya lagu We Are keluar dan sedikit mengingatkan kalau masih ada orang yang sayang dan cinta aku, sebagaimana dunia dan semesta terus melawan.

satu orang itu menggenggam tanganku dan memberikan keyakinan kalau dia membutuhkanku. jika aku sudah tidak memikirkan diriku sendiri, jagalah diriku demi dirinya. untuk dia.


beberapa minggu setelah itu akhirnya aku mengakui dan diyakinkan kalau aku memang membutuhkan bantuan. pertama kali ke rumah sakit jiwa sebagai pasien bukan hal yang mudah. terbiasa menjadi orang yang menangani mereka, malah berakhir menjadi orang yang harus berkonsultasi.

hanya dengan satu pertanyaan, mengalirlah semua cerita dan semua emosi saat itu juga. tidak mudah memang. tapi ternyata bantuan yang diberikan sangat-sangat membantu. untuk kembali menjadi normal mungkin akan sulit. tapi, ini bukan akhir dari dunia. selama genggamannya akan tetap ada. keyakinannya tetap berada di tempatnya bersamaku. akan aku jalani dan mencoba kembali seperti orang yang dulu dan masih dicintainya hingga detik ini.

selang beberapa minggu, ternyata aku di diagnosa Bipolar Disorder.

penyakit yang sedang terkenal karena ternyata banyak influencer dan beberapa artis mengalami hal yang sama. walaupun apa yang aku alami dengan apa yang orang kira itu sangat berbeda.

lelahnya untuk membuat diri ini untuk normal, atau senormalnya yang aku bisa itu ternyata sangat sulit. tapi sebisa mungkin untuk mengendalikan.

tiba-tiba nangis. tiba-tiba enggak mau keluar kamar sama sekali. tidak mau berinteraksi selain dengan dirinya, lebih sensitif terhadap sekitarnya, ingin jalan-jalan kemanapun otak ini berfikir, menghabiskan semua uang yang ada di dompet.


setiap kunjungan, selalu diingatkan oleh psikiater kalau aku harus tetap bisa mengendalikan sebisanya. harus bisa mengambil alih otakku yang memang sudah rusak dan diganti oleh obat-obatan yang kemungkinan tidak bisa lepas.

aku tidak mau berada di fase yang dulu.


"Wherever you are, I'll always make you smile
Wherever you are, I'm always by your side
Whatever you say, 君を想う気持ち
I promise you "forever" right now"

Wherever You Are - One Ok Rock


selalu ingin berterima kasih kepada satu orang yang selalu mendukung. selalu memberikan wejangan dan pujian tertinggi yang bisa dia katakan, selalu berada di sampingku (sebagaimanapun orang lain berbeda pandangan denganku), menjadi orang yang aku sayang dan aku cintai, seseorang yang selalu aku banggakan, apapun perbuatan terbesar hingga terkecil yang sudah dia perbuat.

kata terima kasih saja tidak cukup. karena dengan segala hal yang kamu berikan, baik itu perhatian dan kasih sayang hingga pola fikir yang sudah lama aku cari yang ternyata ada di dirimu itu terlalu besar dan entah bagaimana caranya aku membalasnya. mungkin dengan terus mencintaimu?